20 Okt 2014

Tulisan Kewirausahaan

Tips Menjadi Wirausahawan Sukses

     Siapa orangnya yang nggak mau punya harta kekayaan yang melimpah ruah di sana sini? Ana juga yakin kalo pembaca pengen seperti itu. Di benak semua orang yang dicari pastinya ketenangan, ketentraman, dan juga keselamatan. Harta kekayaan yang dicita-citakan itu diharapkan bisa mampu mencapai ketenangan hidup, terhindar dari berbagai kesulitan.
       Memang tidak salah bercita-cita menjadi kaya. Tetapi semestinya langkah pertama untuk menuju yang diharapkan itu diawali dengan mengambil jalan “wirausaha”. Maksudnya, wirausaha di sini ialah menjadi pribadi yang senantiasa memberikan sesuatu hal yang bernilai dan bermanfaat untuk manusia. Sebab banyak orang menjadi pengusaha berwirausaha hanya sekedar mengumpulkan dan menumpuk harta kekayaan. Itu saya yakin tidak akan menyampaikan kepada yang diinginkannya yaitu ketenangan dan ketentraman jiwa.
     Ok… di sini kita simpulkan sementara bahwa “sangat perlu menjadi wirausahawan” apalagi menjadi wirausahawan sukses. Kita lihat bagaimana Muhammad sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Beliau dilatih dulu oleh Allah swt menjadi entepreuneur sehingga sebelum dinobatkan menjadi Rasul di usia muda Beliau telah menjadi Wirausahawan sukses.
Bagaimana cara menjadi wirausahawan sukses?

Tahap pertama yang perlu dilakukan adalah melatih, membangun mental kepribadian wirausahaan sukses. Diantaranya jujur, banyak berbuat daripada berbicara, tidak menyalahkan orang lain, mau belajar dan tidak merasa pintar sendiri, dan tentunya tidak putus asa dan bermental baja.
 
Tahap Kedua, membangun strategi memulai bisnis usaha yang hendak dilakukan. Jika berdagang barang bagaimana cara pemasarannya, segmennya siapa, darimana barangnya, apa konsekwensinya. Dan jika jasa yang mau ditawarkan, bagaimana memberikan kepuasan kepada pelanggan dari jasa yang kita berikan tersebut.
 
Tahap Ketiga, berdo’a dan memohon bantuan kepada Allah Swt, Yang Maha Segalanya. Manusia seringkali terjebak kalau mendapatkan yang dicita-citakannya itu dia merasa atas usaha yang dilakukannya semata. Padahal yang memberikan peluang dan jalan nya adalah Dia Yang Maha Pencipta.  Perlu disadari bahwa manusia itu semuanya lemah, oleh sebab itu apa yang kita harapkan, gantungkan pada Allah Swt.

Sumber: http://ekonomi.kompasiana.com

 

TUGAS KEWIRAUSAHAAN



Kata wirausaha dalam bahasa Indonesia merupakan gabungan dari kata “wira” yang artinya gagah berani, perkasa dan kata “usaha”, sehingga secara harfiah wirausahawan diartikan sebagai orang yang gagah berani atau perkasa dalam berusaha Wirausaha atau wiraswasta menurut Priyono dan Soerata, berasal dari kata “wira” yang berarti utama, gagah, luhur berani atau pejuang; “swa” berarti sendiri; dan kata ”sta” berarti berdiri. Dari asal katanya “swasta” berarti berdiri di atas kaki sendiri atau berdiri di atas kemampuan sendiri. Kemudian mereka menyimpulkan bahwa wirausahawan atau wiraswastawan berarti orang yang berjuang dengan gagah, berani, juga luhur dan pantas diteladani dalam bidang usaha, atau dengan kata lain wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai sifat-sifat kewirausahaan atau kewiraswastaan seperti: keberanian mengambil resiko, keutamaan dan keteladanan dalam menangani usaha dengan berpijak pada kemauan dan kemampuan sendiri.  kewirausahaan sebagai semangat, kemampuan, sikap dan perilaku individu dalam menangani usaha (kegiatan) yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah semangat, kemampuan dan perilaku individu yang berani menanggung resiko, baik itu resiko finansial, psikologikal, maupun sosial dalam melakukan suatu proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi) dengan menerima hasil berupa imbalan moneter dan kepuasan pribadi. Wirausahawan adalah seseorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan didalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Schumpeter, mengkaitkan wirausaha dengan konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya. Jenis perilaku seorang wirausahawan antara lain: 
a. Memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru. 
b. Memperkenalkan metoda produksi baru. 
c. Membuka pasar baru.

Kunci dari seorang wirausahawan yang sukses adalah kreatif, inovatif, berani mengambil resiko, dan tidak mudah menyerah. Karakteristik wirausahawan menurut Mc Clelland antara lain:
a. Keinginan untuk berprestasi.
b. Keinginan untuk bertanggung jawab.
c. Preferensi kepada resiko-resiko menengah.
d. Persepsi kepada kemungkinan berhasil.
e. Rangsangan oleh umpan balik.
f. Aktivitas energik.
g. Orientasi ke masa depan.
h. Keterampilan dalam perorganisasian.
i. Sikap terhadap uang.
Sedangkan karakteristik yang sukses dengan n-Ach tinggi, antara lain:
a. Kemampuan berinovatif.
b. Toleransi terhadap kemenduaan.
c. Keinginan untuk berprestasi.
d. Kemampuan perencanaan realisits.
e. Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan.
f. Objektivitas.
g. Tanggung jawab pribadi.
h. Kemampuan beradaptasi.
i. Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator.
Tiga kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi menurut Mc Clelland adalah sebagai berikut:
A. Kebutuhan untuk beradaptasi (n-Ach) n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi , karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut.
B. Kebutuhan untuk berafiliasi (n-Afil) Kebutuhan untuk Berafiliasi atau Bersahabat (n-AFI) Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Mc Clelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi.
C. Kebutuhan untuk berkuasa (n-Pow) Kebutuhan akan Kekuasaan (n-POW) Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain.
Dalam mengidentifikasi peluang usaha baru terdapat sumber-sumber gagasannya. Berikut ini adalah sumber-sumber gagasannya:
a. Kebutuhan akan sumber penemuan.
b. Hobi atau kesenangan pribadi.
c. Mengamati kecenderungan-kecenderungan.
d. Mengamati kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada.
e. Mengapa tidak terdapat?
f. Kegunaan lain dari barang-barang biasa. g. Pemanfaat produk dari perusahaan lain.
Unsur-unsur analisa pulang sumber pokok, antara lain:
a. Biaya tetap.
b. Biaya variabel.
c. Biaya total.
d. Pendapatan total.
e. Keuntungan.
f. Kerugian.
g. Titik pulang pokok
Kepemilikan dibagi menjadi beberapa bentuk. Berikut penjelasan dan bentuk-bentuk dari kepemilikan.
a. Pemilikan tunggal atau perseorangan Dimiliki dan dijalankan oleh satu orang saja dan pemilik tidak perlu membagikan laba.
b. Kongsi Ada perjanjian tertulis, dimiliki oleh dua orang atau lebih, umur perusahaan terbatas, pemilikan bersama atas harta, ikut serta dalam manajemen dan pembagian laba.
c. Perusahaan perseroaan Perusahaan dengan badan hukum, kewajiban pemilik saham terbatas pada jumlah saham yang dimiliki, kepemilikan dapat berpindah tangan, dan eksistensi relatif lebih stabil atau permanen.
 Langkah-langkah penyediaan sumber daya manusia :
a. Perekrutan karyawan Penarikan tenaga kerja adalah langkah pertama di dalam menyediakan sumber daya manusia bagi organisasi kewiraswastaan setiap kali terdapat posisi yang kosong.
b. Seleksi calon karyawan Seleksi tenaga kerja adalah penyaringan awal dari calon sumber daya manusia yang tersedia untuk mengisi suatu posisi. Tujuannya adalah untuk memperkecil hingga jumlah yang relatif sedikit calon karyawan dari mana seseorang akhirnya akan disewa. c. Pelatihan karyawan Pelatihan karyawan adalah keterampilan yang diajarkan pihak perusahaan kepada karyawannya. d. Penilaian hasil kerja Penilaian tentang hasil kerja yang telah dilakukan oleh karyawannya, apakah sesuai dengan yang diharapkan atau belum.