30 Mar 2015

ETIKA PROFESI TEKNIK INDUSTRI



 1. Apakah kepakaran dari seorang sarjana teknik industri?
     Teknik Industri adalah suatu bidang keilmuan yang mempelajari bagaimana merancang, mengatur dan mengaplikasikan semua faktor-faktor seperti manusia, mesin, metode, material, lingkungan menjadi suatu system dalam lingkup yang berhubungan dengan fungsi pabrik, seperti penelitian dasar, penelitian operasional, pengembangan terhadap suatu produk baru, melalui rekayasa-rekayasa industri, desain produk, perancangan system kerja, perawatan mesin, system produksi hingga pada kualitas hingga ke pelayanan purna jual terhadap produk tersebut.
     Teknik Industri memiliki ruang lingkup yang sangat luas tidak hanya dalam penelitian dan desain suatu produk yang berhubungan dengan teknologi tetapi juga mencakup aktivitas bisnis contohnya seperti system pemasaran yang dijalankan perusahaan, keuangan, pengembangan sumber daya manusia dan lain-lain. Kedua faktor tersebut saling menunjang satu sama lain.

Bagian 1: Teknik industri berfokus kepada perancangan, peningkatan dan instalasi dari sistem terintegrasi yang terdiri atas manusia, material, peralatan dan energi …
Bagian ini mendeskripsikan 3 peran utama yang harus dilakukan seorang teknik industri yaitu merancangmeningkatkan dan menginstalasi sebuah sistem terintegrasi.
Kita mulai dari sistem terintegrasi.  Dalam definisi ini dijelaskan bahwa sebuah sistem terintegrasi pasti memiliki minimal 4 komponen (sub-sistem) yaitu manusia, material, peralatan dan energi. Ini berarti semua sistem yang memproduksi atau meningkatkan nilai tambah baik berupa barang maupun jasa adalah obyek yang dikelola oleh teknik industri. Ini  karena hampir semua sistem pasti memiliki ke-4 unsur tersebut.
Terintegrasi menunjukkan bahwa interaksi yang terjadi dari ke-4 unsur tersebut bermuara kepada sebuah perilaku sistem yang lebih dari hanya penggabungan sederhana ke-4 unsur tersebut. Seorang manusia adalah sebuah sistem terintegrasi yang menjadi manusia karena semua sub-sistemnya berinteraksi sedemikian rupa. tetapi jika dimasa yang akan datang kita bisa mendesain tubuh manusia dari komponennya kemudian menyatukannya apakah akan menjadi manusia?
Variasi yang terjadi dalam pendidikan teknik industri didunia biasanya bersumber dari pendefinisan sub-sistem dalam sebuah sistem (bisa lebih banyak dari 4 sub-sistem) serta perbedaan penekanan terhadap sub-sistem mana yang diperdalam pemahamannya. Tetapi semuanya pasti memiliki minimal 4 sub-sistem ini sebagai dasar. Untuk melihat perbedaan ini silahkan berkunjung ke www.ie.ui.ac.id (dibagian IE @ UI) untuk melihat bagai TIUI membagi sistem industri kemudian menterjemahkannya kedalam kurikulum yang bernuasa “back to basic“.
Merancang menunjukkan kemampuan untuk secara kreatif mengkombinasikan pengetahuan yang telah dimiliki kedalam sebuah rancangan sistem. Sistem yang paling klasik yang dirancang adalah sebuah sistem produksi manufaktur, baik hanya sebuah 1 line produksi atau lengkap 1 buah pabrik. Tetapi pada kenyataannya, sistem disini dapat berupa pula sebuah sistem solusi integratif (integrated solution systems), yaitu rancangan solusi yang “khas TI”: rancangan yang multi-perspective, multi-disiplin, multi-approach dan multi-dimensi. Solusi yang multi inilah yang menjadi kekuatan TI. Disinilah letak kemampuan integratif, yang membuat banyak lulusan teknik industri bekerja pada bidang konsultasi.
Meningkatkan dapat diterjemahkan sebagai manajemen. Pakar manajemen mengatakan bahwa ada beda antara administrasi dan manajemen. Administrasi berorientasi untuk mengerjakan hal yang sama terus menerus secara tepat aturan, sedangkan manajemen bermakna ada peningkatan yang harus dilakukan. Berdasarkan definisi ini tentunya manajemen menunjukkan kemampuan untuk melakukan pemecahan masalah, karena inti dari peningkatan adalah kemampuan memecahkan masalah. Ini mencakup kepekaan mengidentifikasikan masalah, kemampuan analisa dengan berbasis data menggunakan ilmu statistik, berfikir sistem dan lain sebagainya yang berguna dalam memecahkan masalah.
Menginstalasi menunjukkan kemampuan untuk melakukan pendefinisian langkah-langkah yang dibutuhkan untuk melakukan instalasi terhadap rancangan sistem. Menginstalasi membutuhkan ilmu manajemen proyek, walaupun manajemen proyek untuk teknik industri tentu berbeda dengan teknik sipil.
Menginstalasi memaksa seorang teknik industri untuk berfikir jauh kedepan dalam merancang dan meningkatkan sistem. Dalam 7 kebiasaan manusia efektif, konsep ini dikenal sebagai mulailah dari hasil akhir yang diinginkan (Begin With the End in Mind). Penterjemahan konsep ini contohnya adalah design for maintenance, design for manufacture, design for six sigma dsb. yaitu sebuah konsep perancangan yang sudah memasukkan unsur kemudahan pemeliharaan, pembuatannya bahkan pengontrolan kualitasnya sehingga produk dapat lebih cepat diterima oleh pasar dalam kualitas optimal.
Bagian 2:Untuk ini dibutuhkan pengetahuan dan keahlian dalam bidang matematika, fisika dan ilmu-imu sosial serta prinsip dan metodologi teknik/rekayasa ..
Bagian ini menunjukkan kebutuhan keilmuan dasar untuk mendukung peran seorang teknik industri dan penegasan bahwa teknik industri walaupun erat dengan ilmu sosial masih merupakak bidang teknik. Itulah sebabnya dalam kurikulum teknik industri tahun pertama sarat dengan kuliah-kuliah dasar keteknikan seperti kalkulus, aljabar linear, fisika, kimia dan  sebagainya, walaupun muatannya tentunya disesuaikan dengan kebutuhan dari teknik industri.
Prinsip dan metodologi teknik/rekayasa adalah penekanan pada aspek desain, prototyping dan membangun sistem (develop=engineer) yang merupakan ciri khas bidang ilmu teknik. Jika ahli teknik lain membangun sistem nyata (tangible) seperti jembatan, bangunan, mesin dsb, maka ahli teknik industri memiliki tugas yang lebih berat, yaitu membangun yang nyata (pabrik atau proses produksi) tetapi pada saat yang sama membangun yang tidak nyata (intangible) seperti sistem penilaian kinerja, sistem pengembangan SDMnya, perhitungan activity based costingnya, jadwal pemeliharaanya, dsb. Jadi kerjaannya malah lebih berat.
Bagian 3: .. untuk menspesifikasikan, memprediksi dan mengevaluasi hasil yang diperoleh dari sebuah sistem terintegrasi.
Bagian 3 merupakan sebuah konsekuensi yang logis dari penterjemahan bagian 1 dari definisi teknik industri, yaitu 3 peran utama teknik industri tentunya akan menciptakan sebuah sistem baru atau sistem perbaikan dengan kinerja yang lebih baik. Ini berarti perbaikan atau perancangan harus berorientasi kepada fakta dan data.
Ada 3 permasalahan dalam kinerja, yaitu bagaimana menspesifikasikan kinerja, memprediksi kinerja yang telah dispesifikasikan dan bagaimana mengevaluasinya.
Menspesifikasikan: Kinerja harus dispesifikasikan di awal sebuah perancangan atau peningkatan sistem, karena setiap pihak bisa jadi memiliki perbedaan persepsi terhadap arti kinerja. Seorang ahli keuangan mengatakan kinerja baik dari sebuah sistem adalah penghematan biaya, seorang marketing mengatakan kinerja baik berarti memenuhi kebutuhan pelanggan, seorang manajer produksi mengatakan kinerja baik adalah kesesuaian dengan standard produk. Semua kinerja ini tidak ada yang salah, tetapi semua kinerja ini bisa saling bertentangan dan berakibat sistem tidak akan kemana-mana, sehingga perlu diselaraskan.
Menspesifikasikan, juga berarti seorang teknik industri harus menentukan indikator, cara mendapatkan indikator, merancang cara mencari data, menentukan alat yang digunakan untuk mengukurnya, frekuensi pengukuran dsb.
Memprediksi: setelah dispesifikasikan, tentunya ketika merancang atau meningkatkan sistem kita sudah bisa mendapatkan semacam gambaran bagaimana sistem tadi berfungsi nantinya dan bagaimana kinerjanya. Artinya, kinerjalah yang menjadi patokan anda dalam memperbaiki dan merancang sistemnya, bukan berdasarkan feeling atau malah tidak memiliki dasar sama sekali (hanya karena pengin aja)
Mengevaluasi: tentunya setelah sistem diperbaiki atau dirancang dan diinstalasi, maka kita perlu melakukan evaluasi secara riil terhadap kinerja yang telah dirancang pada saat awal. Jika kinerja telah dispesifikasikan dengan baik pada saat awal, maka pada langkah ini dijalankan pengevaluasian kinerja. Tentunya hasil dari evaluasi akan menjadi umpan balik dalam perbaikan berikutnya.
SUMBER: https://hidayatno.wordpress.com/2008/02/29/apa-itu-teknik-industri/


2.         Tuliskan karakter-karakter tidak beretika menurut kalian dalam kehidupan sehari-hari (beri 5 contoh dan analisis)!
a.       Pada saat mengobrol dengan teman atau keluarga, muka tidak menatap lawan bicara.
Hal ini sering sekali terjadi dalam kehidupan sehari-hari, yaitu pada saat kita berbicara atau mengobrol dengan orang lain, lawan bicara kita mukanya tidak melihat atau menatap ke kita. Ini merupakan sebuah karakter orang yang tidak beretika. Apalagi jika lawan bicaranya adalah orang yang lebih tua. Hal yang seharusnya dilakukan adalah menatap wajah lawan bicara.
b.      Berjalan di depan orang tua tanpa permisi.
Kebiasaan seperti ini sering kali terjadi tanpa disadari. Apabila ada orang atau kerumunan orang, hendaknya kita tidak berjalan di depan mereka. Apabila di belakang mereka ada jalan atau lorong yang bisa kita lewati, hendaknya kita lewat belakang mereka. Tetapi apabila tidak ada jalan atau lorong, maka kita lewat depan mereka dengan permisi.
c.       Bermain gadget pada saat bicara dengan orang lain.
Kebiasaan bermain gadget terkadang terbawa ke segala suasana, termasuk pada saat ngobrol dengan orang lain. Hal ini sebenarnya termasuk karakter yang tidak beretika sama sekali. Hendaknya apabila kita ngobrol atau bicara sama orang lain tidak sambil bermain gadget.
d.      Membuang sampah sembarangan.
Membuang sampah sembarangan merupakan sebuah karakter yang tidak beretika. Karena sampah apabila dibuang secara sembarangan akan menimbulkan kekotoran. Saya kira disetiap tempat sudah disediakan tempat sampah. Sehingga tidak ada alasan lagi untuk membuang sampah secara sembarangan.
e.      Bicara kotor.
Berbicara hendaknya sesuai dengan porsi yang ada. Berbicara kotor sering kali dilakukan oleh anak laki-laki. Hal ini merupakan karakter yang tidak beretika sama sekali. Bicaralah yang baik.

3.    Tuliskan aktifitas tidak beretika profesional dalam bekerja (beri 5 contoh dan analisis)!
a.       Terlambat masuk kerja.
Sebagai pekerja hendaknya mematuhi peraturan yang ada. Tindakan terlambat masuk kerja tidak mencerminkan keprofesionalan seorang pekerja.
b.      Tidak bertanggungjawab terhadap pekerjaannya.
Seorang pekerja dituntut untuk profesional dalam bekerja. Hal ini dapat ditunjukkan dalam melaksanakan setiap pekerjaanya. Pekerja harus bertanggungjawab terhadap pekerjaan yang diberikan kepadanya.
c.       Berbicara tidak sopan.
Sering kali pekerja berbicara tidak sopan di lingkungan kerjanya. Hal ini merupakan tindakan yang tidak profesional.
d.      Korupsi.
Korupsi merupakan tindakan kotor yang sering dilakukan oleh pekerja. Pekerja sudah tidak profesional lagi apabila melakukan tindakan korupsi.
e.      Tidak menjaga rahasia perusahaan.
Seorang pekerja hendaknya menjaga semua rahasia data-data yang dimiliki oleh perusahaan tempat mereka bekerja.