1. Apakah kepakaran dari seorang sarjana teknik industri?
Teknik Industri adalah
suatu bidang keilmuan yang mempelajari bagaimana merancang, mengatur dan
mengaplikasikan semua faktor-faktor seperti manusia, mesin, metode, material,
lingkungan menjadi suatu system dalam lingkup yang berhubungan dengan fungsi pabrik,
seperti penelitian dasar, penelitian operasional, pengembangan terhadap suatu
produk baru, melalui rekayasa-rekayasa industri, desain produk, perancangan
system kerja, perawatan mesin, system produksi hingga pada
kualitas hingga ke pelayanan purna jual terhadap produk tersebut.
Teknik Industri
memiliki ruang lingkup yang sangat luas tidak hanya dalam penelitian dan desain
suatu produk yang berhubungan dengan teknologi tetapi juga mencakup aktivitas
bisnis contohnya seperti system pemasaran yang dijalankan perusahaan, keuangan,
pengembangan sumber daya manusia dan lain-lain. Kedua faktor tersebut saling
menunjang satu sama lain.
Bagian 1: Teknik industri berfokus kepada
perancangan, peningkatan dan instalasi dari sistem terintegrasi yang terdiri
atas manusia, material, peralatan dan energi …
Bagian ini mendeskripsikan 3 peran utama
yang harus dilakukan seorang teknik industri yaitu merancang, meningkatkan dan menginstalasi sebuah
sistem terintegrasi.
Kita mulai dari sistem terintegrasi.
Dalam definisi ini dijelaskan bahwa sebuah sistem terintegrasi pasti memiliki
minimal 4 komponen (sub-sistem) yaitu manusia, material, peralatan dan energi.
Ini berarti semua sistem yang memproduksi atau meningkatkan nilai tambah baik
berupa barang maupun jasa adalah obyek yang dikelola oleh teknik industri. Ini
karena hampir semua sistem pasti memiliki ke-4 unsur tersebut.
Terintegrasi menunjukkan bahwa interaksi
yang terjadi dari ke-4 unsur tersebut bermuara kepada sebuah perilaku sistem
yang lebih dari hanya penggabungan sederhana ke-4 unsur tersebut. Seorang
manusia adalah sebuah sistem terintegrasi yang menjadi manusia karena semua
sub-sistemnya berinteraksi sedemikian rupa. tetapi jika dimasa yang akan datang
kita bisa mendesain tubuh manusia dari komponennya kemudian menyatukannya
apakah akan menjadi manusia?
Variasi yang terjadi dalam pendidikan
teknik industri didunia biasanya bersumber dari pendefinisan sub-sistem dalam
sebuah sistem (bisa lebih banyak dari 4 sub-sistem) serta perbedaan penekanan
terhadap sub-sistem mana yang diperdalam pemahamannya. Tetapi semuanya pasti
memiliki minimal 4 sub-sistem ini sebagai dasar. Untuk melihat perbedaan ini
silahkan berkunjung ke www.ie.ui.ac.id (dibagian IE @ UI) untuk
melihat bagai TIUI membagi sistem industri kemudian menterjemahkannya kedalam
kurikulum yang bernuasa “back to basic“.
Merancang menunjukkan kemampuan untuk secara kreatif
mengkombinasikan pengetahuan yang telah dimiliki kedalam sebuah rancangan
sistem. Sistem yang paling klasik yang dirancang adalah sebuah sistem produksi
manufaktur, baik hanya sebuah 1 line produksi atau lengkap 1 buah pabrik.
Tetapi pada kenyataannya, sistem disini dapat berupa pula sebuah sistem solusi
integratif (integrated solution systems), yaitu rancangan solusi yang “khas
TI”: rancangan yang multi-perspective, multi-disiplin, multi-approach dan
multi-dimensi. Solusi yang multi inilah yang menjadi kekuatan TI. Disinilah
letak kemampuan integratif, yang membuat banyak lulusan teknik industri bekerja
pada bidang konsultasi.
Meningkatkan dapat diterjemahkan sebagai manajemen.
Pakar manajemen mengatakan bahwa ada beda antara administrasi dan manajemen.
Administrasi berorientasi untuk mengerjakan hal yang sama terus menerus secara
tepat aturan, sedangkan manajemen bermakna ada peningkatan yang harus
dilakukan. Berdasarkan definisi ini tentunya manajemen menunjukkan kemampuan
untuk melakukan pemecahan masalah, karena inti dari peningkatan adalah
kemampuan memecahkan masalah. Ini mencakup kepekaan mengidentifikasikan
masalah, kemampuan analisa dengan berbasis data menggunakan ilmu statistik,
berfikir sistem dan lain sebagainya yang berguna dalam memecahkan masalah.
Menginstalasi menunjukkan kemampuan untuk melakukan pendefinisian
langkah-langkah yang dibutuhkan untuk melakukan instalasi terhadap rancangan
sistem. Menginstalasi membutuhkan ilmu manajemen proyek, walaupun manajemen
proyek untuk teknik industri tentu berbeda dengan teknik sipil.
Menginstalasi memaksa seorang teknik
industri untuk berfikir jauh kedepan dalam merancang dan meningkatkan sistem.
Dalam 7 kebiasaan manusia efektif, konsep ini dikenal sebagai mulailah dari
hasil akhir yang diinginkan (Begin With the End in Mind). Penterjemahan konsep
ini contohnya adalah design for maintenance, design for manufacture, design for
six sigma dsb. yaitu sebuah konsep perancangan yang sudah memasukkan unsur
kemudahan pemeliharaan, pembuatannya bahkan pengontrolan kualitasnya sehingga
produk dapat lebih cepat diterima oleh pasar dalam kualitas optimal.
Bagian 2:Untuk ini dibutuhkan pengetahuan
dan keahlian dalam bidang matematika, fisika dan ilmu-imu sosial serta prinsip dan
metodologi teknik/rekayasa ..
Bagian ini menunjukkan kebutuhan keilmuan
dasar untuk mendukung peran seorang teknik industri dan penegasan bahwa teknik
industri walaupun erat dengan ilmu sosial masih merupakak bidang teknik. Itulah
sebabnya dalam kurikulum teknik industri tahun pertama sarat dengan
kuliah-kuliah dasar keteknikan seperti kalkulus, aljabar linear, fisika, kimia
dan sebagainya, walaupun muatannya tentunya disesuaikan dengan kebutuhan
dari teknik industri.
Prinsip dan metodologi teknik/rekayasa
adalah penekanan pada aspek desain, prototyping dan membangun sistem
(develop=engineer) yang merupakan ciri khas bidang ilmu teknik. Jika ahli
teknik lain membangun sistem nyata (tangible) seperti jembatan, bangunan, mesin
dsb, maka ahli teknik industri memiliki tugas yang lebih berat, yaitu membangun
yang nyata (pabrik atau proses produksi) tetapi pada saat yang sama membangun
yang tidak nyata (intangible) seperti sistem penilaian kinerja, sistem
pengembangan SDMnya, perhitungan activity based costingnya, jadwal
pemeliharaanya, dsb. Jadi kerjaannya malah lebih berat.
Bagian 3: .. untuk menspesifikasikan,
memprediksi dan mengevaluasi hasil yang diperoleh dari sebuah sistem
terintegrasi.
Bagian 3 merupakan sebuah konsekuensi yang
logis dari penterjemahan bagian 1 dari definisi teknik industri, yaitu 3 peran
utama teknik industri tentunya akan menciptakan sebuah sistem baru atau sistem
perbaikan dengan kinerja yang lebih baik. Ini berarti perbaikan
atau perancangan harus berorientasi kepada fakta dan data.
Ada 3 permasalahan dalam kinerja, yaitu
bagaimana menspesifikasikan kinerja, memprediksi kinerja yang telah
dispesifikasikan dan bagaimana mengevaluasinya.
Menspesifikasikan: Kinerja harus dispesifikasikan di awal sebuah
perancangan atau peningkatan sistem, karena setiap pihak bisa jadi memiliki
perbedaan persepsi terhadap arti kinerja. Seorang ahli keuangan mengatakan
kinerja baik dari sebuah sistem adalah penghematan biaya, seorang marketing
mengatakan kinerja baik berarti memenuhi kebutuhan pelanggan, seorang manajer
produksi mengatakan kinerja baik adalah kesesuaian dengan standard produk.
Semua kinerja ini tidak ada yang salah, tetapi semua kinerja ini bisa saling
bertentangan dan berakibat sistem tidak akan kemana-mana, sehingga perlu
diselaraskan.
Menspesifikasikan, juga berarti seorang
teknik industri harus menentukan indikator, cara mendapatkan indikator,
merancang cara mencari data, menentukan alat yang digunakan untuk mengukurnya,
frekuensi pengukuran dsb.
Memprediksi: setelah dispesifikasikan, tentunya ketika
merancang atau meningkatkan sistem kita sudah bisa mendapatkan semacam gambaran
bagaimana sistem tadi berfungsi nantinya dan bagaimana kinerjanya. Artinya,
kinerjalah yang menjadi patokan anda dalam memperbaiki dan merancang sistemnya,
bukan berdasarkan feeling atau malah tidak memiliki dasar sama sekali (hanya
karena pengin aja)
Mengevaluasi: tentunya setelah sistem diperbaiki atau dirancang dan
diinstalasi, maka kita perlu melakukan evaluasi secara riil terhadap kinerja
yang telah dirancang pada saat awal. Jika kinerja telah dispesifikasikan dengan
baik pada saat awal, maka pada langkah ini dijalankan pengevaluasian kinerja.
Tentunya hasil dari evaluasi akan menjadi umpan balik dalam perbaikan
berikutnya.
SUMBER: https://hidayatno.wordpress.com/2008/02/29/apa-itu-teknik-industri/
2. Tuliskan
karakter-karakter tidak beretika menurut kalian dalam kehidupan sehari-hari
(beri 5 contoh dan analisis)!
a. Pada saat mengobrol dengan teman atau keluarga, muka tidak menatap lawan
bicara.
Hal ini sering sekali terjadi dalam kehidupan sehari-hari, yaitu pada saat
kita berbicara atau mengobrol dengan orang lain, lawan bicara kita mukanya
tidak melihat atau menatap ke kita. Ini merupakan sebuah karakter orang yang
tidak beretika. Apalagi jika lawan bicaranya adalah orang yang lebih tua. Hal
yang seharusnya dilakukan adalah menatap wajah lawan bicara.
b. Berjalan di depan orang tua tanpa
permisi.
Kebiasaan seperti ini sering kali terjadi tanpa disadari. Apabila ada orang
atau kerumunan orang, hendaknya kita tidak berjalan di depan mereka. Apabila di
belakang mereka ada jalan atau lorong yang bisa kita lewati, hendaknya kita
lewat belakang mereka. Tetapi apabila tidak ada jalan atau lorong, maka kita
lewat depan mereka dengan permisi.
c. Bermain gadget pada saat bicara
dengan orang lain.
Kebiasaan bermain gadget terkadang terbawa ke segala suasana, termasuk pada
saat ngobrol dengan orang lain. Hal ini sebenarnya termasuk karakter yang tidak
beretika sama sekali. Hendaknya apabila kita ngobrol atau bicara sama orang
lain tidak sambil bermain gadget.
d. Membuang sampah sembarangan.
Membuang sampah sembarangan merupakan sebuah karakter yang tidak beretika. Karena
sampah apabila dibuang secara sembarangan akan menimbulkan kekotoran. Saya kira
disetiap tempat sudah disediakan tempat sampah. Sehingga tidak ada alasan lagi
untuk membuang sampah secara sembarangan.
e. Bicara kotor.
Berbicara hendaknya sesuai dengan porsi yang ada. Berbicara kotor sering
kali dilakukan oleh anak laki-laki. Hal ini merupakan karakter yang tidak
beretika sama sekali. Bicaralah yang baik.
3. Tuliskan aktifitas tidak beretika profesional dalam bekerja
(beri 5 contoh dan analisis)!
a. Terlambat
masuk kerja.
Sebagai pekerja
hendaknya mematuhi peraturan yang ada. Tindakan terlambat masuk kerja tidak
mencerminkan keprofesionalan seorang pekerja.
b. Tidak
bertanggungjawab terhadap pekerjaannya.
Seorang pekerja
dituntut untuk profesional dalam bekerja. Hal ini dapat ditunjukkan dalam
melaksanakan setiap pekerjaanya. Pekerja harus bertanggungjawab terhadap
pekerjaan yang diberikan kepadanya.
c. Berbicara
tidak sopan.
Sering kali
pekerja berbicara tidak sopan di lingkungan kerjanya. Hal ini merupakan tindakan
yang tidak profesional.
d. Korupsi.
Korupsi
merupakan tindakan kotor yang sering dilakukan oleh pekerja. Pekerja sudah
tidak profesional lagi apabila melakukan tindakan korupsi.
e. Tidak
menjaga rahasia perusahaan.
Seorang pekerja
hendaknya menjaga semua rahasia data-data yang dimiliki oleh perusahaan tempat
mereka bekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar